0 7 min 11 bulan
70 / 100

Oleh : Nisa Paramasti, S.Li. -Direktur Utama PT. Berita Kampus Mediatama ( beritakampus.id )

Indonesia akan mencapai masa keemasan pada tahun 2045, tepat saat usai kemerdekaan mencapai 100 tahun. Pada masa itu, Indonesia ditargetkan menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya.

Istilah Indonesia Emas pada perayaan Hari Ulang Tahun ke 100 Bangsa Indonesia sebetulnya kurang tepat, karena Peringatan Indonesia Emas pernah dirayakan pada jaman pemerintahan Presiden Soeharto pada saat Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun yang ke 50 tahun saat itu.

Bahkan Bank Indonesia pada tahun 1995, dalam rangka peringatan kemerdekaan RI ke-50 tahun 1995, Bank Indonesia pada saat itu bekerja sama dengan DHN ’45 menerbitkan uang Rupiah Khusus Seri 50 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Terdapat dua nominal yang dikeluarkan dengan bahan dasar emas.

Nominal terendah bernilai Rp. 300.000 yang mana pada bagian mukanya terdapat gambar muka dari uang ini adalah teks BANK INDONESIA, tahun penerbitan 1995, Lambang Negara Burung Garuda. 50 bintang melingkari gambar utama, dan teks nominal 300000 RUPIAH. Pada bagian belakangnya terdapat gambar Temu Wicara Bapak Soeharto, Presiden Republik Indonesia dengan Masyarakat, Logo DHN-45, untaian 50 butir padi melingkar dan teks 50 TAHUN RI. Pada bagian sampingnya, terpadat lima buah garis di empat tempat yang berbeda, logo Perum Peruri, teks 17 g, serta seri terdiri dari 5 angka. Uang ini berbahan dasar emas dengan kadar 23 karat dan memiliki berat 17 gram.

Nominal selanjutnya adalah Rp850.000. Pada bagian muka uang ini terdapat gambar  teks BANK INDONESIA, tahun penerbitan 1995, Lambang Negara Burung Garuda. 50 bintang melingkari gambar utama, dan teks nominal 850000 RUPIAH. Pada bagian belakangnya terdapat gambar Bapak Soeharto Presiden Republik Indonesia, Logo DHN-45, untaian 50 bintang melingkari gambar utama dan teks 50 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Pada bagian sampingnya, terpadat lima buah garis di empat tempat yang berbeda, logo Perum Peruri, teks 50 g, serta seri terdiri dari 5 angka. Uang ini berbahan dasar emas dengan kadar 23 karat dan memiliki berat 50 gram. (Lihat link : https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Rupiah-Khusus-Seri-50-Tahun-Kemerdekaan-Republik-Indonesia.aspx )

Peringatan 100 tahun biasanya disebut sebagai seratus tahun atau  “centennial” berasal dari kata Latin “centum” (berarti “seratus”) dan “annus” (berarti “tahun”). Ini merupakan tonggak sejarah yang penting, dan sering kali dirayakan dengan acara dan upacara khusus . Istilah ini digunakan untuk menandai selesainya 100 tahun sejak peristiwa tertentu atau berdirinya suatu organisasi. Cent adalah kata Latin untuk 100. Seorang Perwira Romawi bertanggung jawab atas (kira-kira) 100 orang. Ada 100 sen dalam dolar AS atau Euro.

Kita temukan pada centenary dan centennial, kata-kata yang berarti “peringatan 100 tahun atau perayaannya.” Kedua kata tersebut dapat digunakan sebagai kata sifat dan juga kata benda. Kata-kata tersebut pada dasarnya berasal dari kata Latin centum yang berarti “seratus”, tetapi mereka mengambil jalur yang berbeda dalam bahasa Inggris.

Centenary adalah kata tertua dalam bahasa Inggris, yang berasal langsung dari kata Latin centenarium pada abad ke-15. Kata dalam bahasa Inggris mempunyai beberapa arti, termasuk “a Weight of 100 Pound” (arti yang sekarang sudah tidak berlaku lagi) dan “a period of 100 Years” (sinonim dari abad yang juga sudah tidak berlaku lagi dalam bahasa Inggris modern).

Penggunaan lain dari seratus tahun mengacu pada posisi administratif tertentu. Kata ini dulunya berarti “seorang perwira yang memimpin kelompok yang terdiri dari 100 tentara”, karena abad dapat berarti “sekelompok 100 tentara Romawi”. Dalam penggunaan ini, centenary adalah sinonim dari centurion yang lebih dikenal. Demikian pula, centenary digunakan untuk berarti “gubernur dari seratus wilayah,” karena ratus digunakan untuk mengartikan dan “sebuah subdivisi dari beberapa wilayah di Inggris dan Amerika.”

Centennial berasal dari abad ke-18, dan dibentuk dari kata Latin untuk “seratus,” centum, dengan akhiran -ennial berasal dari bahasa Latin annus yang berarti “tahun” dan juga terlihat dalam kata-kata seperti dua tahunan, milenial, dan abadi .

Menarik untuk dicatat bahwa variasi ketiga juga ada: centennium kadang-kadang digunakan untuk mengartikan “suatu periode 100 tahun” seperti halnya millennium berarti “suatu periode 1000 tahun,” dan “peringatan ke-100,” namun penggunaannya berbeda. jarang sekali hanya dimasukkan dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford yang bersejarah.

Penggunaan seratus dan seratus tahun untuk memperingati hari jadi relatif baru: dalam kamusnya tahun 1755, Samuel Johnson hanya mendefinisikan seratus tahun sebagai “angka seratus” seperti dalam “satu abad tahun,” dan Noah Webster menambahkan seratus tahun pada tahun 1828 tanpa Arti dari “ulang tahun” adalah:

  • Terdiri dari seratus tahun, atau menyelesaikan jangka waktu itu.
  • Berkenaan dengan seratus tahun.
  • Terjadi setiap seratus tahun.

Arti “anniversary” untuk centenary dan centennial berasal dari akhir tahun 1700-an, dan kedua kata tersebut berakar secara berbeda di kedua sisi Atlantik: centenary adalah istilah yang lebih disukai dalam bahasa Inggris British dan centennial lebih umum digunakan di Amerika Serikat. Centenary juga diucapkan secara berbeda dalam bahasa Inggris British, dimana daripada /sen-TEN-ery/ diucapkan /sen-TEEN-ery/.

Meskipun ada perbedaan regional, peringatan seratus tahun dan seratus tahun menunjukkan frekuensi yang hampir setara dalam korpus Google Buku, namun, terutama karena perayaan tahun 1976, dua abad lebih sering terjadi dibandingkan dua abad. Negara yang lebih muda tampaknya membuat heboh lebih besar pada hari ulang tahunnya.

Namun istilah “Indonesia Emas” sudah lazim disebut dalam tulisan tulisan saat ini disini, Meski momentum bersejarah tersebut masih terjadi sekitar seperempat abad lagi. Namun, untuk mewujudkannya butuh persiapan matang jauh-jauh hari. Salah satunya, kemampuan eksekusi yang baik.

Sependapat dengan Presiden RI Joko Widodo mengatakan, Indonesia Emas 2045 dapat tercapai dengan perencanaan yang baik dan diikuti dengan kemampuan eksekusi yang baik. Beliau mengatakan,”Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dibutuhkan smart execusion baik,” Ungkap Presiden Jokowi saat menghadiri acara peluncuran Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni 2045.

Menurut Jokowi, untuk mencapai kemampuan eksekusi yang baik dibutuhkan sosok pemimpin yang berkualitas. Harus berani dan pandai mencari solusi, terpenting memiliki nyali besar dalam memimpin negara Indonesia.

“Harus diikuti juga dengan smart leadership dan strong leadership untuk mencapai Indonesia Emas 2045 mendatang,” jelasnya

Jokowi menilai, kemampuan eksekusi dan kepemimpinan yang baik inilah yang bisa melanjutkan pembangunan di Tanah Air sehingga mencapai Indonesia Emas 2045.

“Harus adanya keberlanjutan dan kesinambungan. Kalau sudah sampai kesatu, kedua, ketiga sampai bangku SMA harusnya diteruskan sampai Universitas. Jangan kembali lagi ke SD,” terangnya.

Menariknya, Jokowi mengibaratkan kepemimpinan ibarat seperti tongkat estafet. Mantan wali kota Solo itu tidak ingin kepemimpinan seperti meteran SPBU.

“Kepemimpinan ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin. Jika meteran pom bensin itu dimulai dari nol. Apakah kita mau seperti itu? Tidak kan? Masa kayak meteran pom bensin,“ujar Jokowi berkelar.

Pentingnya Menjaga Stabilitas Bangsa

Tak ketinggalan, Jokowi juga menyebut pentingnya menjaga stabilitas bangsa supaya Indonesia bisa menjadi negara maju di 2045. Menututnya, tidak ada satu negara di dunia yang mencapai kemakmuran ketika negaranya terpecah dan tidak stabil.

“Tidak akan ada negara maju jika kondisinya terpecah belah. Kisruh terus tidak akan bisa mencapai kemakmuran,” tegasnya.

Selain itu, pembangunan Indonesiasentris menjadi penting. Jokowi menyinggung hilirisasi yang menjadi fokus pemerintah saat ini.

“Hilirisasi industri sangat penting. Inilah nanti yang melompatkan Indonesia jika hilirisasi berhasil,” terangnya.

Ia mencontohkan, membangun hilirisasi mineral dan ekosistem EV baterai. Bagaimana Indonesia yang hanya ekspor produk mentahan semata.

“selama ini kita hanya ekspor mentahan seperti nikel saja, padahal, bisa jadi prekusor, bisa jadi litium baterai,” pungkasnya.

Dan yang lebih menarik bagi penulis adalah bahwa pada saat menuju usia 100 tahun Indonesia Emas, terdapat bonus demografi.

Presiden Jokowi mengingatkan bahwa bonus demografi Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Hal ini harus dimanfaatkan kesempatan ini secara maksimal jangan sampai terlewatkan percuma.

“Bonus demografi yang akan mencapai puncak di Tahun 2030-an adalah peluang besar kita untuk meraih Indonesia Emas 2045, 68% adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR di Jakarta, Rabu (15/8/2023).

Menjawab tantangan jaman dan peluang emas untuk generasi muda ini, maka tepatlah bahwa Para Kader PSI harus menjadi GARDA TERDEPAN Mengambil alih Tongkat Estafet Kepemimpinan Nasional menuju Indonesia Emas.

Wisuda Nisa Paramasti, S.Li.

( Penulis : Nisa Paramasti, S. Li., Sarjana Linguistik Fakultas Sastra Jepang Alumni Universitas Darma Persada dan Direktur Utama PT. Berita Kampus Mediatama )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *